Kaltara Dirikan Pusat Penelitian Kemaritiman


20141223-Penjabat Gubernur Kalimantan Utara, Irianto LambriePenjabat Gubernur Kalimantan Utara, Irianto Lambrie mengusulkan kepada Presiden Joko Widodo untuk mendirikan Pusat Penelitian Pengembangan Kemaritiman di Kabupaten Nunukan.

Pembangunan pusat penelitian dimaksud akan bermuara pada hubungan kerjasama regional ASEAN dan internasional.

“Kita nanti tentukan lokasinya. Kan ada lokasi penelitian. Apakah di Nunukan, dimana yang tepat? Kalau di Nunukan ada lahan bagus, lalu secara geografis dan geopolitiknya bagus yah di Nunukan atau di Sebatik. Kalau di Sebatik itu mendukung karena dia akan menjadi daerah otonomi baru,” kata Irianto, Senin (22/12/2014) di Nunukan.

Usulan dimaksud mendapatkan respon positif dari Presiden. Irianto mengatakan, sebagai respon Joko Widodo terhadap usulan dimaksud, pada 23-24 Desember dia diminta memaparkan rencana tersebut dihadapan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Andrianof Chaniago.

“Sebagian besar usulan ktia sudah ditampung didalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015-2019 pada Musrenbangnas tanggal 18 Desember. Kemudian rapat teknis di Bappenas tanggal 19. Tanggal 23-24 saya juga mengajak Bupati dan Walikota untuk ikut serta ke Bappenas,” ujarnya.

Dijelaskannya, pusat penelitian ini akan melibatkan Universitas Borneo Tarakan. Sementara konsep atau disain pendirian pusat penelitian dimaksud akan melibatkan Institut Pertanian Bogor, Universitas Borneo Tarakan, Universitas Mulawarman dan sejumlah perguruan tinggi seperti Universitas Gajah Mada.

Penelitian itu nantinya difokuskan pada tambak dan udang serta kelautan secara menyeluruh. Dia menilai, Kalimantan Utara sangat relevan untuk penelitian dimaksud.

“Tambak kita saja sudah ada sekitar 150 ribu hektare lebih. Itu mungkin termasuk terluas di Indonesia sekarang. Jadi dengan potensi dan keberadaan tambak itu sangat mendukung untuk pengembangan penelitian udang maupun perikanan baik ikan budidaya maupun perikanan tangkap,” katanya.

Untuk operasional pusat penelitian dimaksud, selain mengandalkan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) juga didukung Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kalimantan Utara.

“Tetapi nilainya belum bisa kita ketahui,” ujarnya.

Untuk pendirian pusat penelitian akan memerlukan gedung, laboratorium, tenaga ahli dan fasilitas pendukung seperti sarana mobilitas. “Kan kita ada penelitian di dalam laut, kapal itu harus punya kita,” ujarnya.

Diharapkannya, pendirian Pusat Penelitian Pengembangan Kemaritiman memberikan banyak efek yang langsung menyentuh pada perekonomian rakyat terutama para nelayan.

“Karena kalau ada itu, kita bisa mengembangkan tambak kita menjadi lebih produktif. Udang kita bisa lebih besar dan itu otomatis akan menghasilkan. Kalau produksinya naik harganya bisa kita pertahankan stabil, itu otomatis akan meningkatkan pendapatan nelayan kita,” ujarnya.

Selain itu, kata dia, hasil penelitian sangat bermanfaat untuk daerah-daerah yang memiliki potensi tambak.

“Karena daerah lain bisa dikembangkan lagi mungkin ada varietas baru, ada teknik pengembangan baru, ada budidaya baru. Kalau perikanan tangkap di wilayah lain Indonesia banyak. Di Jawa juga ada, di Sumatera juga ada, tetapi yang menghususkan kita berada di wilayah perbatasan,” ujarnya.

Sumber: tribunnews.com – 22 Desember 2014

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.