WASPADALAH…!! Empat Terduga Penculik Bermodal Permen


20180317-empat-terduga-penculik-bermodal-permen

Ilustrasi

Empat orang yang diduga pelaku penculikan anak di Desa Tulang, Kecamatan Sembakung, Rabu (14/3) sekira pukul 16.35 Wita  masih dalam pengamanan aparat. Sebab, sejak diamankan empat terduga pelaku penculikan sempat menjadi bulan-bulanan warga.

Untuk menghindari terjadi aksi main hakim sendiri keempat pria yang berinisial SU (54), SH (41), RI (36), HA (39) yang sehari-hari bekerja sebagai pedagang menggunakan kendaraan pikap dengan nomor polisi R 1688 UA, R 1773 RH dilarikan ke Polres Malinau, siang (15/3) kemarin. “Warga mengepung rumah yang merupakan tempat diamankannya empat orang yang diduga pelaku penculikan di Desa Mambulu, saya langsung turun ke sana sejak menerima kabar kejadian,” ujar Camat Sembakung Atulai, H. Ramli.

Dijelaskan, dari informasi yang beredar di masyarakat, empat pelaku ketahuan ketika ingin melakukan aksinya di sebuah rumah di Desa Tulang. Dari pengakuan warga, kata dia, para terduga pelaku sempat membangunkan seorang anak di dalam rumahnya. “Si anak ini sedang terlelap di rumahnya, orang tuanya sedang tidak di rumah. Ini meneruskan dari warga, belum bisa dipastikan kebenarannya. Saat itu, sang ibu berada di luar rumah. Aksi itu dilihat tetangga. Sehingga,  empat terduga pelaku melarikan diri,” kata Ramli.

Sebelum gagal, keempatnya pria yang diketahui menjual tilam sempat manawarkan duit Rp 100 ribu ke sang anak, namun ditolak. “Saat dikejar, mereka menggunakan dua pikap, dari Desa Tulang ke Desa Seduman. Namanya informasi ini cepat, jadi ditunggu di Desa Mambulu. Sempat dihakimi. Untung tidak terlalu parah. Malamnya saya di sana. Massa terus menunggu di tempat diamankannya terduga pelaku. Sampai kami koordinasi ke Polsek Sembakung, kita konfirmasi Polsek Lumbis, dan Sebuku, begitu juga koramil, karena tidak imbang, semakin banyak massa,” kata Ramli.

Saat massa mulai membubarkan diri, akhirnya terduga dibawa ke Malinau.

“Kalau sekarang di sana sudah aman, cuma masyarakat resah. Di sana ada tiga desa,” sambungnya menyebut jika jarak antar desa dapat ditempuh berjam-jam.

Letak Desa Tulang sekitar setengah jam perjalanan dari Mansalong, Kecamatan Lumbis atau sekitar sejam dari Kota Malinau. “Sebaiknya polsek dan koramil sudah ada untuk Sembakung Atulai. Kalau dari Sembakung, kurang lebih tiga jam perjalanan darat. Bahkan saya sempat meminta bantuan dari Batalyon (Batalyon Infanteri Raider Khusus 614/Raja Pandita) di Malinau,” terangnya.

Dalam sebuah video berdurasi 2 menit 2 detik, keempat terduga dihakimi warga. Kejadiannya seperti di tengah perkampungan. Keempatnya juga tak melakukan perlawanan ketika ditanya para warga tersebut maksud melancarkan aksi kepada anak-anak.

Kapolres Nunukan AKBP Jepri Yuniardi belum menyimpulkan sejauh mana perkembangan kasus ini. Sebab, hal ini dapat membuat resah masyarakat. Sehingga, ia masih menunggu hasil berita acara pemeriksaan (BAP) dari penyidik. Ia menjelaskan, empat orang ini bakal dibawa ke Nunukan. Namun, untuk kepastian tiba di Polres Nunukan belum dapat dipastikan. Lantaran, menghindari amukan warga. Sehingga, empat orang sebelumnya diamankan ke Polres Malinau.

“Jangan terlalu cepat mengambil kesimpulan. Tunggu penyidik melakukan BAP untuk memastikan itu (dugaan penculikan),” jelasnya.

Ketika disinggung terkait motif dugaan penculikan terkait dengan penjualan organ tubuh, Jepri berpesan, informasi melalui jejaring media sosial (medsos) ini belum dapat dipastikan kebenarannya. Sehingga, masyarakat diminta tenang agar situasi tetap kondusif.

Untuk itu, para penyebar informasi melalui akun Facebook tidak menutup kemungkinan bakal dipanggil terkait informasi yang mereka sebarkan. “Ini sensitif, bagi masyarakat jangan buat informasi yang tidak bisa dipertanggungjawabkan,” tegasnya.

“Harus berhati-hati, jika nantinya hasil BAP tidak sesuai informasi yang beredar. Yang menyebarkan informasi kami panggil, dan penyebar informasi di medsos bisa saja terjerat hukum,” pungkasnya.

Sejumlah siswa di sekolah dasar yang tersebar di Sembakung Atulai meliburkan diri menyusul adanya kejadian dugaan penculikan.Liburnya para siswa ini lantaran rasa trauma.

Camat Sembakung Atulai, H. Ramli menyambung, berdasarkan laporan dari Kepala SDN 16 Desa Tulang, para siswanya kemarin tidak masuk belajar. Para orang tua resah. “Tadi kepala sekolahnya melaporkan muridnya tidak masuk sekolah. Karena, kejadian penculikan membuat anak takut untuk sekolah,” ujar Ramli, Kamis (15/3).

Pihaknya harus turun tangan menenangkan warga. Sebab, jika terus dibiarkan kondisi lingkungan makin tidak kondusif. Pihaknya segera melakukan pertemuan dengan tokoh adat, tokoh masyarakat, tokoh pemuda dan aparat untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan. “Utamanya koordinasi harus lebih maksimal lagi. Dan segera kami rapat dengan semua tokoh. Hal ini tidak bisa dibiarkan berlarut-larut karena dampaknya bisa menyebar ke mana-mana,” katanya.

Guna mengantisipasi hal tersebut, pihaknya sudah mempersiapkan sejumlah opsi. Namun, masih menunggu hasil pemeriksaan terhadap empat pria yang diamankan. “Kami masih tunggu hasil juga. Karena di sini (Sembakung Atulai) tidak ada koramil dan polsek. Jadi harus bentuk satgas (satuan tugas) untuk memberikan rasa aman kepada masyarakat khususnya anak-anak,” tegasnya. (akz/lim)

Sumbert: kaltara.prokal – 16 Maret 2018

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.